I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang
terdiri atas batuan yang telah melapuk ditambah bahan organik lainnya. Tanah di
setiap permukaan bumi tidaklah akan selalu sama, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu iklim, bahan induk batuan, suhu, waktu, serta
bahan-bahan hidup.
Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang
secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl), dan secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan
hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan
biomas dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran,
tanaman holtikultura, tanaman obat-obatan, industriperkebunan, dan kehutanan.
Secara umum tanah berfungsi sebagai:
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).
3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin,
dan asam-asam organik, anti biotik dan
toksin anti hama, enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara).
4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan
kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama & penyakit tanaman (Abdul Madjid,
2009).
Tanah berasal dari hasil
pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dari organisme
(vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu, di dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Dalam hubungannya dengan
pertanian, tanah memegang peranan yang sangat penting. Tanah sebagai tempat
tumbuhnya tanaman, harus lebih diketahui lebih mendalam. Hal ini dikarenakan
tanah disetiap tempat tidak akan selalu sama.perbedaan itu biasa menyangkut ciri-ciri fisik seperti; warna,
tekstur, struktur, hingga menyangkut masalah unsur-unsur pembentukannya.
Berdasarkan teori di atas
maka kita perlu melakukan
praktikum pengamatan profil
tanah, agar kita mengetahui dan mengenal
tanah lebih lanjut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pratikum
pengamatan profil tanah ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik, biologi, dan kimia yang ditemui di
lapangan, serta faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan tanah.
Kegunaan
dari pratikum ini adalah sebagai
bahan informasi kepada mahasiswa tentang profil tanah, dan mengetahui
karakteristik suatu jenis tanah dengan melihat ciri-ciri di lapangan. Juga
sebagai bahan perbandingan pembelajaran diperkuliahan dengan praktek di
lapangan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Tanah
Profil tanah secara umum adalah
penampang vertikal tanah yang dimulai dari
permukaan tanah sampai lapisan induk dalam tanah. Tanah yang terbentuk di
permukaan bumi berkembang dari bahan mineral yang berasal dari batu-batuan
melalui proses pelapukan, baik secara fisik maupun kimia yang dibantu oleh
pengaruh dari atmosfer, sehingga di dalam tanah terdapat empat komponen utama
yaitu bahan mineral, bahan organik, udara, dan air tanah.
Profil
tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai
dengan keadaan-keadaan tanah dan keperluan penelitian (Pasaribu, 2007).
Profil tanah merupakan irisan
vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah, yang
biasanya terdiri dari horizon-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang
masih dipengaruhi cuaca disebut solum
tanah, horison O-A disebut lapisan tanah atas dan horison E-B disebut lapisan tanah bawah (Kemas Ali Hanafiah, 2005).
Pada dasarnya, semua jenis tanah
bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang
kosong (pori-pori) yang ada diantara butiran-butiran tanah. Setiap jenis dan
tipe tanah memiliki ciri khas yang dipandang dari sifat fisik, kimia maupun
biologinya. Dalam hal ini menyangkut tanah yang memiliki horizon sebagai akibat
berlangsungnya evolusi genetik dalam tanah. Tanah terdiri dari lapisan
horisontal yang berbeda, yang disebut horison (Anonim 1, 2010).
Dalam proses pembentukan tanah akan membentuk
horizon-horizon tanah, di antaranya horizon O
yaitu merupakan organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Di
daerah rawa-rawa horizon O merupakan horizon utama pada tanah gambut
(Histosol). Oi bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat. Oe bentuk asli
sisa tanaman tidak terlihat jelas. Oa bentuk asli sisa tanaman tidak terlihat
lagi. Horizon A di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan
bahan mineral berwarna lebih gelap dari pada horizon di bawahnya. Horizon E
terjadi pencucian maksimum terhadap liat, Fe, Al, dan bahan organik. Horizon B tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya. Horizon C
yaitu suatu bahan induk sedikit terlapuk, sehingga
lunak dapat ditembus akar tanaman. Horizon R suatu batuan keras yang belum
lapuk, tidak dapat di tembus akar tanaman (Hardjowigeno,
2003).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada
tanah, dibuat dengan cara membuat lubang ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengang
keadaan tanah dan keperluan penelitian . Profil
tanah merupakan irisan vartekil tanah dari lapisan paling atas hingga kebatuan
bahan induk tanah, tanah yang biasanya terdiri dari horizon-horizon
A-O-E-B-C-R.Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi tanah da horison E-B
disebut lapisan tanah bawah.
a. Horizon
O adalah horizon yang terdiri dari bahan serasa atau sisa-sisa tanaman dan
bahan organik tanah hasil dekomposisi serasa.
b. Horizon
A adalah horizon mineral berbahan organik tanah tinggi sehingga berwarna agak
gelap.
c. Horizon
E adalah horizon mineral tercuci sehingga kadar , liat silikat, Fe. Al rendah
tetapi kadar pasir dan debu kuarsa serta mineral resistsen lainnya tinggi dan
berwarna terang.
d. Horizon
B adalah horizon illuviasi yaitu horizon akumulasi bahan eluvial dari horizon
di atasnya.
e. Horizon
C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau
belum terjadi perubahan secara kimiawi.
f. Horizon
R adalah bahan batuan induk tanah (Kemas Ali Hanafiah, 2005).
2.2 Ciri-Ciri
Tanah Muda,
Tanah Berkembang, Dan Tanah Tua
Ø Tanah
MudaTanah
Tanah muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang
masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral. Hasilnya adalah menbentukan horison A dan horison C. Sifat tanah
masih didominasi oleh sifat-sifat bahan induknya.
Ø Tanah
Berkembang
Tanah berkembang ditandai oleh proses yang lebih lanjut
sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa (tua), yaitu dengan proses
pembentukan horison B. Horison B yang terbentuk adalah
horison B yang masih muda sebagai hasil dari proses alterasi bahan induk atau
ada penambahan bahan-bahan tertentu dalam jumlah sedikit dari lapisan atas.
Ø Tanah
Tua
Tanah tua yaitu proses pembetukan tanah berlansung lebih
lanjut, sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada
horison-horison A dan B. Contoh tanah pada tingkat tua yaitu jenis tanah
podsolik dan latosol tua (laterit). Lamanya waktu yang diperlukan untuk
pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas, seperti
abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan
1000-10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa (Hardjowigeno, 2003).
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembentukan Tanah
Ø Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan
tanah terutama ada dua yaitu suhu dan curah hujan.
· Suhu atau Temperatur
Suhu akan berpengahu terhadap proses pelapukan bahan
induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
· Curah Hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan
pencucian tanah, semakin tinggi curah hujan maka proses pencucian tanah akan
semakin cepat.
Ø Organisme
Organisme sangat berpengaruh dalam proses pembentukan
tanah, karena organisme dapat membantu pelapukan bahan induk dan bahan organik.
Ø Bahan
Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku,
batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur
menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Ø Topografi
(relief)
Keadaan relief
suatu daerah akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. Daerah yang
memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi.
Sedangkan daerah yang datar, lapisan
tanahnya tebal karena terjadi desimentasi.
Ø
Waktu
Waktu juga sangat
berpengaruh dalam pembetukan tanah, tanah akan terus menerus berubah, akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu, tanah akan
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu (Kemas Ali Hanafiah, 2005).
III.
KEADAAN UMUM LOKASI
3.1
Letak Astronomi dan Geografis
Letak astronomi lokasi pengamatan profil tanah
terletak: 5o 07’ 51,2”
LS dan 119’ 28’ 58,2’’ BT.
Letak geografis lokasi pengamatan
profil tanah berada:
Di sebelah Utara
berbatasan dengan : Desa
Barugaya
Di sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Malolo
Di sebelah Timur berbatasan dengan : Desa
Je’rabakka
Di sebelah Barat berbatasa dengan : Desa
Timbuseng
3.2
Topografi
Topografi merupakan bentuk wilayah atau relief dan
suatu daerah yang dapat menghambat dan mempercepat pangaruh iklim. Di daerah
yang datar atau cekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau
menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna
kelabu atau banyak mengandung karatan sebagai akibat genangan air tersebut.
Topografi tempat melakukan percobaan yaitu datar dengan persen kelerengan sekitar 0 - 3%.
3.3
Vegetasi
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari kumpulan tumbuh-tumbuhan yang menempati suatu ekosistem dan mempunyai kualitas baik serta kuantitasnya banyak.
Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh
vegetasi (Wikipedia, 2011).
Vegetasi yang ditemui di
perkebunan tebu Desa Parang Baddo’, Kec. Polongbangkeng Utara di
dominasi oleh tebu. Selain itu, di tempat tersebut banyak tanaman pisang dan rerumputan. Kwalitas tanaman tebu di
kebun tersebut cukup baik dan kuantitasnya cukup banyak.
3.4 Iklim
Iklim yaitu rata-rata cuaca dalam
jangka panjang. Iklim merupakan faktor yang amat
penting dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh
terhadap intensitas reaksi fisik di dalam tanah.
Iklim di kebun A 123 petak VIII, Desa Parang Baddo’, Kec. Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar yaitu
tipe C-3, dengan curah hujan rata-rata sekitar 800-1500 mm per
tahun.
IV. METODOLOGI PERCOBAAN
4.1
Tempat dan Waktu
Pratikum pengamatan pengamatan profil tanah dilaksanakan di kebun A 123 petak VIII, Desa Parang Baddo’, Kec. Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar. Waktu
pelaksanaan, hari Sabtu, 08
Oktober 2011 pada pukul 10.00 - selesai WITA.
4.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada pengamatan
profil tanah antara lain:
1. Cangkul digunakan untuk menggali tanah.
2. Skop digunakan untuk mengangkut tanah kepermukaan.
3. Linggis digunakan untuk membantu penggalian tanah agar
bentuk rata.
4. Meteran digunakan untuk mengukur tebal, dalam dan batas
lapisan, ukuran kandungan bahan kasar, struktur, karatan dan perakaran.
5. Cutter digunakan untuk menarik batas lapisan, perbedaan
warna struktur untuk mempelajari gumpalan-gumpalan bahan-bahan kasar, selaput
liat dan untuk mengiris akar-akar tanaman.
6. Ring sampel digunakan untuk mengambil sampel tanah utuh.
7. Palu untuk mencegah batu guna dipelajari atau diambil
contohnya untuk mengukur kekerasan pada konkresi.
8. Kompas untuk menentukan arah penampang terhadap lereng
atau letak penampang terhadap sesuatu yang tetap dilereng.
9. GPS (Global Positing System) untuk menentukan letak
profil berdasarkan lintang dan bujur.
Bahan-bahan yang digunakan
padigunakana
pengamatan profil antara lain tanah ultisol dan daftar isian profil.
1. Air untuk membasahi massa tanah dalam penentuan tekstur
dan konsistensi dalam keadaan lembab dan basah.
2. Kertas label untuk pemberian tanda pada sampel tanah yang
telah diambil.
3. kantong plastik untuk tempat sampel tanah yang telah
terganggu.
4. Daftar isian profil (DIP) untuk mencatat semua parameter
pengamatan secara sistematis.
4.3
Prosedur
Kerja
4.3.1
Pembuatan Profil Tanah
Adapun prosedur kerja pembuatan profil adalah:
· Lubang
penampang harus cukup besar, supaya orang dapat dengan mudah duduk dan berdiri di dalamnya dan pemeriksaannya dijalankan dengan
sempurna.
· Ukuran
penampang 1,5 x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan dipilih di sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari, di tempat miring
penampang dipilih pada dinding teratas.
· Tanah
bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
· Penampang
wakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan misalnya timbunan serta jauh
dari pemukiman.
· Jika
berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum
pengamatan.
· Melakukan
pengamatan pada sinar matahari yang cukup (tidak terlalu pagi atau sore)
4.3.2 Pengambilam Sampel Tanah Utuh
· Ratakan
dan bersihkan lapisan yang diambil, kemudian ring sampel tegak lurus (bagian
runcing menghadap ke bawah).
·
Tekan
ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
·
Letakkan
ring sampel lain di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian
bawah dari ring sampel kedua masuk ke dalam tanah sekitar 10 cm.
·
Ring
sampel beserta tanah didalamnya digali dengan skop atau linggis.
·
Pisahkan
ring sampel pertama dengan hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah yang
ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan ring sampel.
·
Tutuplah
ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak yang telah disediakan.
4.3.3 Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
·
Ambil tanah dengan sendok tanah atau pisau
sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan yang paling
bawah.
·
Masukkan dalam kantong plastik yang telah diberi label.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh di lapangan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Pengamatan
Profil Tanah.
Parameter
pegamatan
|
Lapisan
I
|
Lapisan
II
|
Lapisan
III
|
Keadaan Lapisan (cm)
|
0 – 16
|
16 – 29
|
29 – 65
|
Batasan Lapisan
|
Nyata
|
Baur
|
Baur
|
Topografi Batas Lapisan
|
Rata
|
Tidak teratur
|
Tidak teratur
|
Warna
|
3/1, 10YR (Very dark gray)
|
6/4, 10YR (Light yellowish brown)
|
|
Tekstur
|
Lempung berliat
|
Liat berdebu
|
Liat berpasir
|
Struktur
|
Sedang
|
Halus
|
Kasar
|
Konsistensi
|
Lembab
|
Lembab lepas
|
Basah (Agak Lekat)
|
Karatan
|
Mn dan Al
|
Fe, Al, Mn
|
Al
|
5.2
Pembahasan
Pengamatan
profil tanah dapat kita lihat melalui hasil pengamatan di lapangan pada
masing-masing lapisan, yaitu kedalaman lapisan, batasan lapisan,
topografi batas lapisan, warna, struktur, tekstur, konsistensi dan karatan.
Untuk kedalaman lapisan, kedalaman lapisan tanah pada lapisan I yaitu 0-16 cm, lapisan
II yaitu 16-29 cm, dan lapisan III yaitu 29-65 cm. Karena tingkat proses
pelapukan dan pencampuran bahan mineral dengan bahan organik tiap lapisan berbeda, sehingga mempengaruhi
kedalaman tiap lapisan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa tanah muda masih dalam tingkat
pelapukan bahan organik dan pencampurannya masih terjadi dipermukaan tanah yang
merupakan pelapukan bahan organik.
Untuk batasan lapisan tanah yang diamati, yaitu lapisan I bersifat nyata,
lapisan II dan III bersifat baur. Perbedaan batasan lapisan dipengaruhi oleh proses pencucian tanah, dimana pada saat hujan air tersebut akan
mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi
sehingga penyebabkan adanya perbedaan horizon. Menurut Pasaribu (2007), bahwa batas pada lapisan dapat
ditentukan dengan melakukan pengirisan secara vertikal pada tanah, bila irisan
terhenti ini menunjukkan batas pada setiap lapisan.
Untuk tofografi batas lapisan, dari pengamatan yang dilakukan terlihat
bahwa pada lapisan I memiliki topografi yang rata, topografi batas lapisan II dan batas lapisan III
sama-sama tidak teratur. Topografi batas lapisan tidak selalu sama
karena dipengaruhi oeh pelapukan-pelapukan sisa mikroorganisme. Menurut Kemas
(2005), bahwa perbedaan topografi ini disebabkan karena
proses pelapukan sisa mikroorganisme yang ada di dalam tanah dan permukaan
tanah.
Untuk warna tanah yang diamati, yaitu warna
lapisan I adalah 3/1, 10YR (Very dark gray), warna lapisan II adalah 3/3, 10YR
(Dark brown), dan warna lapisan III adalah 6/4, 10YR (Light yellowish brown).
Warna gelap tanah disebabkan oleh warna bahan organik yang melapuk, semakin
gelap warna tanah maka semakin banyak pula kandungan hara yang terdapat pada
tanah tersebut.
Pada tekstur dapat dilihat dari penyusunnya, yaitu terbagi menjadi pasir,
debu, lempung dan liat. Tekstur diamati
dengan menggunakan metode feeling. Dari
pengamatan tersebut, maka dapat terlihat bahwa pada lapisan I adalah lempung berliat, pada lapisan II adalah liat berdebu dan lapisan III adalah liat berpasir.
Untuk struktur, dari pengamatan tersebut terlihat bahwa pada lapisan I
sifatnya sedang, pada lapisan II sifatnya halus dan pada III ketiga bersifat kasar.
Untuk konsistensi tanah, yaitu terdiri dari lembab, kering dan basah. Pada lapisan
I bersifat lembab, lapisan II bersifat lembab lepas dan pada lapisan III bersifat basah lekat.
Untuk karatan, dapat ditinjau dari pengertian karatan dan unsur-unsur yang
dapat menyebabkan karatan. Karatan adalah peristiwa teroksidasinya suatu unsur dengan
bantuan oksigen. Unsur- unsur yang dapat membuat karatan, contohnya Mn, Al dan Fe. Mn
(Mangan) karatannya berwarna hitam, Al (Aluminium) karatannya berwarna kuning dan Fe (Besi) karatannya berwarna merah. Dari
pengamatan tersebut, dapat dilihat bahwa pada lapisan I
mengandung Mn dan Al, pada lapisan II mengandung Mn, Al dan Fe, dan lapisan
III mengandung Al. Adanya karatan
disebabkan oleh kadar air yang tinggi, sehingga menimbulkan karatan pada tiap lapisan. Menurut Hardjowigeno (2003), bahwa tanah yang memiliki
karatan adalah tanah yang memilki kadar air yang cukup tinggi.
5.2.1 Penentuan Jenis Tanah dari Hasil Pengamatan Profil
Dari hasil pengamatan profil tanah
ini, kita bisa mengetahui jenis tanah pada lokasi yang diamati berdasarkan
ciri-ciri yang kita temui. Secara fisik tanah ini memiliki tekstur rata-rata liat dari ketiga
lapisan, struktur (lapisan I sedang, lapisan II halus, dan lapisan III kasar),
dan warna [lapisan I 3/1, 10YR (Very
dark gray), lapisan II 3/3, 10YR (Dark brown), dan lapisan III 6/4, 10YR (Light yellowish brown)]. Secara kimia tanah ini memiliki karatan
yaitu pada lapisan I mengandung Mn dan Al, lapisan II mengandung Mn, Fe, dan Al, dan pada lapisan III mengandung Al. Secara biologi
Berdasarkan ciri-ciri
fisik, kimia, dan biologi di atas, kita bisa melihat bahwa
tanah tersebut merupakan tanah jenis inseptisol, berdasarkan definisinya tanah
inseptisol adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profiknya mempunyai horison
yang dianggap pembentukannyaagak lamban
sebagai hasil alkterasi bahan induk. Horison-horisonnya tidak memperlihatkan
hasil hancuran ekstrim. Horison timbunan liat dan besi aluminium oksida yang
jelas tidak ada pada golongan ini. Perkembangan profil golongan ini lebih
berkembang bila disbanding dengan entisol. Tanha-tanah yang dulunya di kelaskan
sebagai hutan coklat, andosol, dan tanah coklat dapat dimasukkan kedalam
inseptisol.
Inseptisol mempunyai
karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih
dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam musim kemarau,
satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain
karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan
beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung ke dalam
tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah inceptisol
sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk
hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup sampai tropika (Hardjowigeno, 2003).
5.2.2 Kesesuaian Jenis Tanah Dengan Kondisi Tanaman
Jika kita melihat kondisi vegetasi
yang ada pada lokasi pengamatan profil tanah, maka jenis tanah pada lokasi ini
(inseptisol) cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Kita melihat bahwa
vegetasi (terutama tanaman tebu) yang tumbuh di atas tanah ini cukup subur
dengan kwalitas yang baik dan kuantitas yang banyak.
Tanah inseptisol cocok digunakan sebagai lahan
pertanian, karena tanah jenis ini memiliki tekstur lebih halus dari
pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation. Sehingga
kebutuhan tanaman (tebu) akan mineral dan unsur hara terpenuhi dengan baik
dalam proses produksinya.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari uraian hasil pembahasan di atas mengenai, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Lapisan I mempunyai
kedalaman 16 cm dengan batasan lapisan nyata, topografi batas lapisan rata,
warna 3/1, 10YR (Very dark gray), bertekstur lempung berliat, strukturnya
sedang, dengan konsistensin lembab, dan mengandung karatan Mn dan Al.
2. Lapisan II mempunyai kedalaman 13 cm dengan batasan lapisan baur,
topografi batas lapisan tidak teratur, warna 3/3, 10YR (Dark brown), bertekstur liat
berdebu, strukturnya halus, dengan konsistensin lembab lepas, dan mengandung
karatan Mn, Fe, dan Al.
3. Lapisan III mempunyai kedalaman 36 cm dengan batasan lapisan baur,
topografi batas lapisan tidak teratur, warna 6/4, 10YR (Light yellowish brown),
bertekstur liat berpasir, strukturnya kasar, dengan konsistensi basah (agak
lekat), dan mengandung karatan Al.
4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukkan tanah, yaitu iklim, bahan induk, organik,
organisme, topografi, dan waktu.
6.2
Saran
Saran untuk pengamatan mengenai profil tanah
selanjutnya, hendaknya para teknisi/praktikan
membawa
kelengkapan yang lengkap guna memperlancar
dan mempermudah
pengerjaan. Untuk para asisten
diharapkan dapat membawa peralatan sekaligus mendemonstrasikan cara
penggunaanya terutama alat-alat elektrik seperti GPS.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim 1, 2010. Pengertian Horison Tanah.
Http//www.gudangmateri.com//.
Hanafiah,
Ali Kemas. 2005.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja
Perfindo Persada.
Hardjowigeno, S.
2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta.
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah.
Fakultas
Pertanian. Universitas Sriwijaya. Http://dasar2ilmutan ah.blogspot.com.
Pasaribu, 2007. Ilmu Tanah. Rajawali Persada: Jakarta.
Wikipedia, 2011. Pengertian Solum. Http//www.wikipedia.com//.
DAFTAR ISIAN PROFIL
1.
Surveyor
:
Muh. Ismail
2.
Kode
profil : 5
3.
Nomor
:
5
4.
Tanggal
pengambilan : 08 Oktober
2011
5.
Nama
lokasi :
Kebun A 123 petak VIII, Desa Parang
Baddo’, Kec. Polongbangkeng Utara
6.
Letak
lokasi :
050 7’ 51,2’’ LS dan 1140 28’ 58,2’’ BT
7.
Bentuk
wilayah :
Datar
8.
Persen
kelerengan : 0 - 3%
9.
Vegetasi
·
Kualitas : Baik
·
Kuantitas : Banyak


10. Bahan induk : Tuff vulkanik
11. Kedalaman solum : 65 cm
12. Kedalaman perakaran efektif : 54 cm
13. Muka air bebas : -
14. Batuan
·
Di
permukaan : Tidak ada
·
Di
dalam : Ada
15. Deskripsi profil
Parameter
Pengamatan
|
Lapisan
|
||
I
|
II
|
III
|
|
Kedalaman lapiasan
(cm)
|
0
– 16
|
16
– 29
|
29
– 65
|
Batasan lapisan
|
Nyata
|
Baur
|
Baur
|
Topografi batasan
lapisan
|
Rata
|
Tidak
teratur
|
Tidak
teratur
|
Warna (Munsell)
|
3/1, 10YR (Very dark gray)
|
3/3, 10YR (Dark brown)
|
6/4, 10YR(Light
yellowish brown)
|
Tekstur
|
Lempung
liat
|
Liat
berdebu
|
Liat
berpasir
|
Struktur
|
Sedang
|
Halus
|
Kasar
|
Konsistensi
|
Lembab
|
Lembab
lepas
|
Basah
lekat
|
Karatan
|
Mn
dan Al
|
Mn,
Al, dan Fe
|
Al
|
·
Penggunaan
tanah : Perkebunan
·
Jenis
penggunaan : Ternak
·
Tanaman: - Utama :
Tebu
-
Lain : Pisang, rerumputan
·
Sistem :
Rotasi
·
Pengelolaan : Insentif
·
Sumber
air : Irigasi
16. Sosial ekonomi masyarakat:
Status tanah
: Tanah Negara
Online Slots - Play For Real Money | USA Casinos
BalasHapusBest Online Slots of 2021 - 예스 벳 88 Check Our Real 안전 사이트 Money Casinos. Find 울산 대딸 the Best Online 바카라 노하우 Slots Offers by Category & Enjoy More bitcasino than 700 Games.
Slot machine jackpot jackpot - DRMCD
BalasHapusJackpot jackpot jackpot. Slots, 서산 출장안마 poker, casino, 세종특별자치 출장마사지 table games, video poker, video poker. You must be 21 years 의왕 출장샵 of age or older to 의왕 출장마사지 access this 이천 출장안마 game.