Minggu, 18 Maret 2012

Tekstur Tanah



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik, yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik.
Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi menurut musim dan pengolahan tanah. Dengan demikian, perbandingan keempat komponen utama tanah partikel-partikel anorganik, bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah, lokasi dan kedalaman.
Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktur dalam pembangunan jalan raya, bendungan, dan fondasi untuk gedung, untuk pembuatan lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuangan limbah. Tekstur barangkali adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting untuk diketahui, karena fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman. Semuanya erat hubungan dengan kondisi fisik tanah. Salah sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat2 tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar/kasar dari pasar.
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum penetapan tekstur tanah perlu diadakan untuk menambah pengetahuan tentang tekstur tanah, dimana tekstur tanah merupakan faktor penting dalam pengaruhnya terhadap jenis-jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum tekstur ini adalah untuk menentukan dan mengidentifikasi kelas tekstur pada tiap-tiap lapisan, serta mengetahui perbandingan relative persentase antara fraksi pasir, liat dan debu pada sampel tanah inseptisol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.   Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan infomasi atau media pengetahuan tentang tanah terutama dalam tekstur tanah, yang kemungkinannya dapat di jadikan alat ukur dalam pemanfaatan dan pengolahan tanah lebih lanjut.
  

                                                     II. TINJAUAN PUSTAKA      
2.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari pasir, debu, dan liat. Nama tekstur melukiskan penyebaran butiran secara plastisida, keteguhan, penyediaan hara dan produktivitas suatu wilayah geografis. Di dunia dikenal dua sistem penggolongan ukuran fraksi berdasarkan USDA (United Department Of Agriculture) dan ISSS (International Sociaty of Soil Scince) (Pairunan, 1997).
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction). Tekstur tanah yang berupa partikel memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda, yakni :
• Pasir (sand) : 2 mm – 50 mikron
• Debu (silt) : 50 - 2 mikron
• Liat (clay) : < 2 mikron
Klasifikasi tekstur ini didasarkan pada jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm, maka penambahan/penyisipan kata-kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada penamaan kelas tekstur tanah. Sebagai contoh lempung berbatu. Tekstur tanah ini digunakan untuk menunjukkan kasar atau halusnya sebuah tanah dari fraksi tanah halus (< 2 mm). Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur.
Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkkan ke dalam  12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, liat (Hardjowigeno, 2003).
2.2 Karakteristik Tekstuk Pasir, Debu, Dan Liat
Berdasarkan tingkat kasar dan halusnya tanah yang dilihat dari persentase kandungan pasir, liat, dan debu, maka tekstur pasir, liat, dan debu memiliki karakteristik masing-masing.
Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butirannya lebih halus, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satua berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil, sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.
Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir (Hakim, 1982).
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan dan laju infiltrasi air. Tanah-tanah kasar mengizinkan infiltrasi dan perlokasi air yang yang cepat, sehingga tidak ada “run off” permukaan sekalipun sehabis hujan lebat. Tanah liat begitu halus teksturnya, sehingga sedikit air yang menembus tingkatan bawah, terutama sesudah permukaan liat menjadi basah dan mengembang (Hanafiah, 2005).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Kita ketahui bahwa produktivitas tanaman sangat bergantung pada jenis tanah yang digunakan sebagai media tanam. Penentuan tekstur sangat penting bagi penentuan media tumbuh pada tanaman, karena tekstur merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis tanah.   
Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, dan kimia tanah.
Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air, retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah, sehingga tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu, tanah juga mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan pohon-pohonan yang mengubah keadaan sinar matahari dan angin, yang mengubah tanah terhadap pertumbuhan pohon. Oleh karena itu tekstur sangat memegang peran penting (Foth, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan/bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal serta umur relatif tanah.
Inceptisol merupakan tanah yang memperlihatkan awal perkembangannya, biasanya lebih lembab atau basa selama 90 hari berturut-turut. Tekstur tanahnya lebih halus daripada pasir geluhan dengan  beberapa mineral lapuk, dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yang sedang sampai tinggi. Salah satu faktor pembentuk tekstur tanah inseptisol yaitu kandungan mineral lapuk. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah Aluvial, andosol, Regosol, Gleihumus (Pairunan, 1997).                        

                   
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan di laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Rabu, 19 Oktober 2011, pukul 15.30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hidrometer, timbangan, botol tekstur, mesin pengocok, tabung silinder sedimentasi 1000 mL, saringan 0,05 mm, corong, botol semprot, pengaduk, termometer, oven pengering, cawan petridish, kantung plastik dan karet gelang.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah inseptisol yang telah dikering udarakan, aquades, larutan calgon 0,05 %, kertas label, tissue roll.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Timbang 20 gr tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2, mm.
2.    Memasukkan kedalam Erlemeyer atau botol tekstur dan ditambahkan 10 mL larutan  Calgon 0,05 % dan air secukupnya.
3.    Tutp dengan plastic, kocok dengan mesin pengocok selama 1-2 jam.
4.    Tuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 500 mL yang di atasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.    Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.    Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan dengan pertolongan botol semprot, kemudian masukkan dalam oven bersuhu 1050 C selama 2x 24 jam, selanjutnya masukkan dalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui.
7.    Cukupkan larutan suspense dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 mL.
8.    Angkat silinder sedimentasi, sumbat bik-baik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180sebanyak 20 kali, atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok ke dalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.    Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alkohol kepermukaan suspesi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul.
10. Setelah 15 detik, masukkan hydrometer ke dalam suspensi dengan hati-hati agar suspense tidak banyak terganggu.
11. Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1).
12. Dengan hati-hati keluarkan hydrometer dari suspensi.
13. Setelah menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hydrometer kedua (H2) dan suhu suspense (t2).
14. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan:
Berat debu dan liat  :     
      Berat liat                    :     
      Berat debu                :       berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)
15. Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
      % pasir              :           
% debu             :
% liat                 : 
16. Masukkan nilai ke dalam segitiga tekstur  :
gfdghdjkd




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel I. Hasil Analisis Ukuran Partikel (Tekstur) pada Tanah Inseptisol
Lapisan
Persentase Fraksi (%)
Kelas
Pasir
Liat
Debu
I
32,1
54,8
13
Liat
II
34,7
36,3
28,9
Lempung Berliat





4.2  Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, tekstur tanah pada lapisan I termasuk kelas tekstur liat dengan persentase pasir 32,1%, liat 54,8%, dan debu 13%. Sedangkan pada lapisan II termasuk kelas tekstur lempung berliat dengan pasir 34,7%, liat 36,3%, dan debu 28,9%.
Berbedaan kelas tekstur disebabkan, akibat tingkat persentase fraksi pasir, liat dan debu. Pada lapisan I dan II memiliki kelas tekstur liat, yaitu dengan persentase liat yang lebih besar dibanding persentase pasir dan debu. Hal ini disebabkan karena banyaknya unsur liat yang melekat, sehingga butir-butir pasir akan habis pada permukaan dan membentuk selaput tipis pada fraksi yang bertekstur liat. Ini sesuai dengan pendapat (Foth, 1994), yang menyatakan bahwa dimana permukaan partikel pasir itu lebih kecil dibandingkan dengan partikel liat.
Kandungan bahan organik juga mempengaruhi tekstur tanah, makin tinggi bahan organik tanah maka warna tanah  semakin gelap. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa penyebab perbedaan warna tanah umumnya disebabkan oleh perbedaan bahan organik.
Tekstur kliat merupakan tekstur yang halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa tanah bertekstur liat lebih halus karena mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.

  
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 32,1 %, debu sebesar 13%, dan liat sebesar 54,8%, sehingga termasuk dalam kelas  tekstur liat, sedangka pada lapisan II memiliki persentase pasir 34,7%, debu sebesar 28,9%, dan liat sebesar 36,3%, sehingga termasuk dalam kelas tekstur lempung berliat.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, permeabilitas, aerase, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
3.    Apabila persentase kejenuhan suatu tanah lebih besar, maka tanah tersebut masuk dalam kelas tekstur liat.
5.2 Saran
Sebaiknya, dalam melaksanakan pratikum, percobaannya dilakukan sampai selesai agar pengamatan yang dilakukan benar-benar tuntas dan sebaiknya menejemen waktunya diperbaiki agar praktikan tidak tergesa-gesa dalam melakukan praktikum sehingga data yang diperoleh lebih akurat.



DAFTAR PUSTAKA
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi keenam. Erlangga:
Jakarta.

Hakim, N. M. Y. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta.
Pairunan, dkk. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur: Ujung Pandang.
  

LAMPIRAN
Lapisan I


Dik :

H1 = 5
H2 = 4 
t1 = 29° C
t2 = 28o C
C = 1, 6 gram


a.    Berat Debu dan Liat   
                                   
                                   
                                   
                                   
b.    Berat Liat                    
                                   
                                   
                                   
                                   
c.    Berat debu                  = berat (debu + liat) -berat liat
                                    = 3,38 – 2,73
                                    = 0,65



Persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
a.    % pasir               =
                          
                          
                                
                                
b.    % debu               =
                          
                          
                                
                                
c.    % liat                  =
                                 =
                                
                                
                                



Lapisan II


Dik:                                H1 =
H2 = 2 
t1 = 29°
t2 = 29o
C = 1,8 gram


a.    Berat Debu dan Liat   
                                   
                                   
                                   
                                   
b.    Berat Liat                    
                                   
                                   
                                   
                                   
c.    Berat debu                  = berat (debu + liat) -berat liat
                                    = 3,38 – 1,88
                                    = 1,5



Persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
a.    % pasir               =
                          
                          
                                
                                
b.    % debu               = I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik, yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik.
Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi menurut musim dan pengolahan tanah. Dengan demikian, perbandingan keempat komponen utama tanah partikel-partikel anorganik, bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah, lokasi dan kedalaman.
Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktur dalam pembangunan jalan raya, bendungan, dan fondasi untuk gedung, untuk pembuatan lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuangan limbah. Tekstur barangkali adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting untuk diketahui, karena fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman. Semuanya erat hubungan dengan kondisi fisik tanah. Salah sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat2 tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas, daya tahan memegang air, aerase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah. Walaupun faktor-faktor lainnya dapat mengubah hubungan tersebut.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar/kasar dari pasar.
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum penetapan tekstur tanah perlu diadakan untuk menambah pengetahuan tentang tekstur tanah, dimana tekstur tanah merupakan faktor penting dalam pengaruhnya terhadap jenis-jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum tekstur ini adalah untuk menentukan dan mengidentifikasi kelas tekstur pada tiap-tiap lapisan, serta mengetahui perbandingan relative persentase antara fraksi pasir, liat dan debu pada sampel tanah inseptisol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.   Kegunaan praktikum adalah sebagai bahan infomasi atau media pengetahuan tentang tanah terutama dalam tekstur tanah, yang kemungkinannya dapat di jadikan alat ukur dalam pemanfaatan dan pengolahan tanah lebih lanjut.







                                            II. TINJAUAN PUSTAKA      
2.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari pasir, debu, dan liat. Nama tekstur melukiskan penyebaran butiran secara plastisida, keteguhan, penyediaan hara dan produktivitas suatu wilayah geografis. Di dunia dikenal dua sistem penggolongan ukuran fraksi berdasarkan USDA (United Department Of Agriculture) dan ISSS (International Sociaty of Soil Scince) (Pairunan, 1997).
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai lebih kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu). Bahan-bahan tanah yang lebih halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction). Tekstur tanah yang berupa partikel memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda, yakni :
• Pasir (sand) : 2 mm – 50 mikron
• Debu (silt) : 50 - 2 mikron
• Liat (clay) : < 2 mikron
Klasifikasi tekstur ini didasarkan pada jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm, maka penambahan/penyisipan kata-kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada penamaan kelas tekstur tanah. Sebagai contoh lempung berbatu. Tekstur tanah ini digunakan untuk menunjukkan kasar atau halusnya sebuah tanah dari fraksi tanah halus (< 2 mm). Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur.
Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkkan ke dalam  12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan presentase kandungan pasir, debu dan liat yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, liat (Hardjowigeno, 2003).
2.2 Karakteristik Tekstuk Pasir, Debu, Dan Liat
Berdasarkan tingkat kasar dan halusnya tanah yang dilihat dari persentase kandungan pasir, liat, dan debu, maka tekstur pasir, liat, dan debu memiliki karakteristik masing-masing.
Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butirannya lebih halus, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satua berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil, sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.
Telah diketahui bahwa pasir dan debu terutama berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih besar daripada pasir (Hakim, 1982).
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan dan laju infiltrasi air. Tanah-tanah kasar mengizinkan infiltrasi dan perlokasi air yang yang cepat, sehingga tidak ada “run off” permukaan sekalipun sehabis hujan lebat. Tanah liat begitu halus teksturnya, sehingga sedikit air yang menembus tingkatan bawah, terutama sesudah permukaan liat menjadi basah dan mengembang (Hanafiah, 2005).
2.3 Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Tanaman Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Kita ketahui bahwa produktivitas tanaman sangat bergantung pada jenis tanah yang digunakan sebagai media tanam. Penentuan tekstur sangat penting bagi penentuan media tumbuh pada tanaman, karena tekstur merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis tanah.   
Sifat-sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, dan kimia tanah.
Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air, retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah, sehingga tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu, tanah juga mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan pohon-pohonan yang mengubah keadaan sinar matahari dan angin, yang mengubah tanah terhadap pertumbuhan pohon. Oleh karena itu tekstur sangat memegang peran penting (Foth, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan/bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal serta umur relatif tanah.
Inceptisol merupakan tanah yang memperlihatkan awal perkembangannya, biasanya lebih lembab atau basa selama 90 hari berturut-turut. Tekstur tanahnya lebih halus daripada pasir geluhan dengan  beberapa mineral lapuk, dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yang sedang sampai tinggi. Salah satu faktor pembentuk tekstur tanah inseptisol yaitu kandungan mineral lapuk. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah Aluvial, andosol, Regosol, Gleihumus (Pairunan, 1997).                        

                       









III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan di laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada hari Rabu, 19 Oktober 2011, pukul 15.30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hidrometer, timbangan, botol tekstur, mesin pengocok, tabung silinder sedimentasi 1000 mL, saringan 0,05 mm, corong, botol semprot, pengaduk, termometer, oven pengering, cawan petridish, kantung plastik dan karet gelang.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah inseptisol yang telah dikering udarakan, aquades, larutan calgon 0,05 %, kertas label, tissue roll.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Timbang 20 gr tanah kering udara, butir-butir tanah ini berukuran kurang dari 2, mm.
2.    Memasukkan kedalam Erlemeyer atau botol tekstur dan ditambahkan 10 mL larutan  Calgon 0,05 % dan air secukupnya.
3.    Tutp dengan plastic, kocok dengan mesin pengocok selama 1-2 jam.
4.    Tuangkan secara kualitatif semua isinya ke dalam silinder sedimentasi 500 mL yang di atasnya dipasangi saringan dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan bantuan botol semprot.
5.    Semprot dengan spayer sambil diaduk-aduk semua suspensi yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.    Pasir yang tertinggal dipindahkan ke dalam cawan dengan pertolongan botol semprot, kemudian masukkan dalam oven bersuhu 1050 C selama 2x 24 jam, selanjutnya masukkan dalam desikator dan timbang hingga berat pasir diketahui.
7.    Cukupkan larutan suspense dalam silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 mL.
8.    Angkat silinder sedimentasi, sumbat bik-baik dengan karet lalu kocok dengan membolak-balik tegak lurus 180sebanyak 20 kali, atau dapat juga dilakukan dengan memasukkan pengocok ke dalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun selama 1 menit.
9.    Dengan cepat tuangkan kira-kira 3 tetes amyl alkohol kepermukaan suspesi untuk menghilangkan gangguan buih yang mungkin timbul.
10. Setelah 15 detik, masukkan hydrometer ke dalam suspensi dengan hati-hati agar suspense tidak banyak terganggu.
11. Setelah 40 detik, baca dan catat pembacaan hydrometer pertama (H1) dan suhu suspensi (t1).
12. Dengan hati-hati keluarkan hydrometer dari suspensi.
13. Setelah menjelang 8 jam, masukkan hydrometer dan catat pembacaan hydrometer kedua (H2) dan suhu suspense (t2).
14. Hitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan:
Berat debu dan liat  :     
      Berat liat                    :     
      Berat debu                :       berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)
15. Hitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
      % pasir              :           
% debu             :
% liat                 : 
16. Masukkan nilai ke dalam segitiga tekstur  :
gfdghdjkd











IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel I. Hasil Analisis Ukuran Partikel (Tekstur) pada Tanah Inseptisol
Lapisan
Persentase Fraksi (%)
Kelas
Pasir
Liat
Debu
I
32,1
54,8
13
Liat
II
34,7
36,3
28,9
Lempung Berliat





4.2  Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, tekstur tanah pada lapisan I termasuk kelas tekstur liat dengan persentase pasir 32,1%, liat 54,8%, dan debu 13%. Sedangkan pada lapisan II termasuk kelas tekstur lempung berliat dengan pasir 34,7%, liat 36,3%, dan debu 28,9%.
Berbedaan kelas tekstur disebabkan, akibat tingkat persentase fraksi pasir, liat dan debu. Pada lapisan I dan II memiliki kelas tekstur liat, yaitu dengan persentase liat yang lebih besar dibanding persentase pasir dan debu. Hal ini disebabkan karena banyaknya unsur liat yang melekat, sehingga butir-butir pasir akan habis pada permukaan dan membentuk selaput tipis pada fraksi yang bertekstur liat. Ini sesuai dengan pendapat (Foth, 1994), yang menyatakan bahwa dimana permukaan partikel pasir itu lebih kecil dibandingkan dengan partikel liat.
Kandungan bahan organik juga mempengaruhi tekstur tanah, makin tinggi bahan organik tanah maka warna tanah  semakin gelap. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa penyebab perbedaan warna tanah umumnya disebabkan oleh perbedaan bahan organik.
Tekstur kliat merupakan tekstur yang halus. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), bahwa tanah bertekstur liat lebih halus karena mempunyai luas permukaan yang lebih besar, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.

           
           







V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum tekstur tanah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Pada lapisan I memiliki persentase pasir sebesar 32,1 %, debu sebesar 13%, dan liat sebesar 54,8%, sehingga termasuk dalam kelas  tekstur liat, sedangka pada lapisan II memiliki persentase pasir 34,7%, debu sebesar 28,9%, dan liat sebesar 36,3%, sehingga termasuk dalam kelas tekstur lempung berliat.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, permeabilitas, aerase, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
3.    Apabila persentase kejenuhan suatu tanah lebih besar, maka tanah tersebut masuk dalam kelas tekstur liat.
5.2 Saran
Sebaiknya, dalam melaksanakan pratikum, percobaannya dilakukan sampai selesai agar pengamatan yang dilakukan benar-benar tuntas dan sebaiknya menejemen waktunya diperbaiki agar praktikan tidak tergesa-gesa dalam melakukan praktikum sehingga data yang diperoleh lebih akurat.



DAFTAR PUSTAKA
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi keenam. Erlangga:
Jakarta.

Hakim, N. M. Y. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta.
Pairunan, dkk. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur: Ujung Pandang.











LAMPIRAN
Lapisan I


Dik :

H1 = 5
H2 = 4 
t1 = 29° C
t2 = 28o C
C = 1, 6 gram


a.    Berat Debu dan Liat   
                                   
                                   
                                   
                                   
b.    Berat Liat                    
                                   
                                   
                                   
                                   
c.    Berat debu                  = berat (debu + liat) -berat liat
                                    = 3,38 – 2,73
                                    = 0,65



Persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
a.    % pasir               =
                          
                          
                                
                                
b.    % debu               =
                          
                          
                                
                                
c.    % liat                  =
                                 =
                                
                                
                                



Lapisan II


Dik:                                H1 =
H2 = 2 
t1 = 29°
t2 = 29o
C = 1,8 gram


a.    Berat Debu dan Liat   
                                   
                                   
                                   
                                   
b.    Berat Liat                    
                                   
                                   
                                   
                                   
c.    Berat debu                  = berat (debu + liat) -berat liat
                                    = 3,38 – 1,88
                                    = 1,5



Persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan:
a.    % pasir               =
                          
                          
                                
                                
b.    % debu               =
                          
                          
                                
                                
c.    % liat                  =
                                
                                
                                
                                
                          
                          
                                
                                
c.    % liat                  =